top of page
eriska 188

Area Tempat Prostitusi kota Bandung 2020


Praktik prostitusi terang-terangan di Kota Bandung tetap berdenyut. Di samping di Saritem yang sudah diblokir tahun 2007, bisnis esek-esek mudah didatangi di pinggiran jalan area setasiun Kota Bandung, Pasar Baru, sampai ke Cibadak. Belasan Pekerja Seks Komersial (PSK) masih menjajakan dirinya masing-masing malam. Transaksi tersingkap pun gampang dilihat. Tepat di belakang setasiun atau pintu selatan mengarah ke jalan masuk Paskal Hypersquare, dalam hitungan jari dan remang-remang cahaya lampu, mereka menantikan tamunya. Dari sejumlah negosiasi dengan PSK tersebut, mereka membuka harga mulai dari Rp350 ribu guna short time. Harga tersebut telah termasuk dengan ongkos hotel ruang belajar melati langganan mereka. Mereka tidak mematok harga mati, tamu masih dapat menawar harga. Sementara di area Jl Kebon Jati selama Statsiun Hall yang lebih cerah dan ramai, melulu dijumpai sejumlah PSK saja. Salah seorang PSK menawarkan harga Rp150 ribu. Harga itu "jatuh" sesudah tawar menawar. Sebelumnya, perempuan paruh baya ini membuka harga Rp300 ribu dengan daftar bermain di hotel. Namun harga jadi "turun" sebab opsi bermain di kosan lokasi tinggalnya. Begitu pun dengan sejumlah PSK yang mangkal di sepanjang Jl Otista Pasar Baru, harga yang ditawarkan tidak bertolak belakang jauh. Di selama belakang stasiun kereta api, mayoritas PSK yang mangkal di area tersebut bukan orang Bandung. "Mereka pendatang dari Indramayu atau Subang," katanya. Pendapatnya dapat saja betul, karena sejumlah PSK yang ditemui berkata dalam dialek kedaerahan yang kental. Dalam perkabaran sebelumnya, pengamat sosial sekaligus akademisi dari Universitas Padjadjaran, Sunyoto Usman, menyatakan praktik prostitusi tetap berdenyut sebab ada konsumen dan permintaan pasarnya besar. Ia menilai prostitusi sebagai bisnis menjanjikan dan semua makelar bekerja sistemik dengan jaringan luas.



74 views0 comments

Comments


bottom of page